Pilihan Tuhan Tak Mungkin Salah: Prolog

Sabtu, 29 September 2012
Assalamu'alaikum.
Totally new story. Tanpa Fidel, sekiranya ane mencoba untuk membuat cerita sendiri. Silakan dicek prolognya, saudaraku sekalian...



Bel berbunyi, pertanda istirahat pertama. Anak-anak segera berhamburan keluar untuk jajan.Dari balik kaca jendela kelas kulihat mereka sibuk berinteraksi dengan para pedagang. Berkumpul dan bercengkrama sambil mengisi perut mereka, terlihat sangat bahagia. Namun tidak denganku. Setiap istirahat aku memilih untuk berdiam diri di kelas sembari menunggu bel cepat berbunyi lagi. Pandanganku tertuju pada seorang penjual gorengan di salah satu sudut lapangan sekolah. Ya, semua ini salahnya, wanita kumuh dengan pakaian yang lusuh itu telah mengubah hidupku.

Namaku Andi. Di masa lalu, hidpku sangat bahagia. Apapun yang kuminta, selalu dipenuhi oleh orangtua. Ayahku seorang pengusaha ternama. Tak heran bila kehidupan keluarga kami bisa dibilang mapan. Di masa lalu, temanku pun banyak. Mereka selalu ada ketika kubutuhkan. Mereka sudah kuanggap keluarga sendiri. Di masa lalu pula, aku murid yang berprestasi. Selalu bertengger pada peringkat 3 besar angkatan. Namun seperti yang kubilang, di masa lalu.

Kondisiku sekarang? Berubah 180 derajat. Yang tadinya hidup mapan, sekarang sering kelaparan. Yang tadinya banyak teman, sekarang dikucilkan. Yang tadinya berprestasi, sekarang dicap sebagai anak bodoh. Seperti yang kubilang, semua ini disebabkan olehnya, wanita penjual gorengan, tepat dua tahun yang lalu.

-----------------

Bagaimana? cukup menarik? Kritik dan saran yang membangun diterima. Terima kasih. Wassalamu'alaikum.

0 komentar:

Posting Komentar